Sumber Pangan |
Sumber Karbohidrat :
Jenis umbi-umbian: Keladi (Enggles), Bete (Gwib/Buge), Pohon Sagu (Len), Sagu/isi Sagu (Dobe/Dobe ase), Pisang (Gwaha), Petatas (Sabaklwa), kasbi, Kelapa (Yera).
Sumber Protein Hewani
Jenis ikan: Ikan Sembilan (Baleh), Ikan Bolana (Bulame), Udang (Tehko), Kepiting (Kaulum), Belut (Holeh/tulih), Mujair (Bulame), Lele (Leh Leh), Gastor.
Jenis daging: Lau-lau Pohon (Kwaki), Lau-lau tanah (Mongle), Babi (Gweh), Cendrawasih (Inger), Kakatua putih (Balgwe), Kakatua Hitam (Eyak), Kelelawar (Mau/Mahli), Nuri besar (Swereng), Nuri kecil (sring), Kum-Kum (Gaumula), Kus-Kus (Tweran/Kimipo), Tikus Tanah (Osyep), Mambruk (Batem), Maleo (Janggan), Soa-Soa (Keitah), Soa-Soa Kali (Hun), Soa-Soa Darat (Thema Hogwa), Maleo Besar (Syak), Maleo Sedang (Kobwake).
Protein Nabati
Jenis kacang: Kacang Tanah (Kwisih), Kacang Panjang (Kahal), Jagung (Miruh).
Vitamin Sayuran :
Jenis sayur-sayuran: Genemo (Gwas), Sayur Lilin (Jetom), Sayur Gedi (Bagal), Sayur Bayam (Ngap ngap), Bayam Merah (Kal Kal), Jantung Pisang (gwahato), Pakis Sagu (Gwatyoh), 4 jenis Sayur Pakis dari Eit (hutan) yakni Walro, Kwabiya, Kwakat, Orja.
Vitamin Buah :
Buah-buahan (Tetandan): Matoa (Deihwa), Sukun (Wangah), Kelapa (Yehra), Mangga (Kwiwe), Tebu (Kolah), Pinang (Waleng), Sirih (Wanggir), Buah Merah (Deiwa), Nangka, Durian, Langsat, Kakao, Duku, Rambutan.
|
Sumber Kesehatan & Kecantikan |
Daun Gatal (Au lu): Au lu digunakan untuk menyembuhkan belakang sakit, kaki sakit akibat jalan jauh, badan sakit (pegal-pegal), demam, malaria, bengkak karena gigitan serangga, urut perut perempuan hamil yang mau melahirkan agar tidak sakit pada saat persalinan.
Daun Rokok (Sraak): Sraak digunakan untuk menggulung tembakau (rokok daun/Sabwan alah), yang juga bermanfaat untuk menyembuhkan gigi yang sakit saat merokok.
Daun Siri (Wangir alah): Digunakan untuk pengobatan sakit gigi. Namun sering kali digunakan dengan cara makan siri - pinang (Heng Tabin).
Heng Tabin atau makan siri-pinang, dimana piang (Walen) dikunya dengan siri (Wangir) yang sudah dicelup dengan kapur, lalu dimakan hingga merah di mulut dan air ludahnya dibuang. Bahkan selain menyembuhkan gigi yang sakit, masyarakat adat Nandalzi juga menjadikan Heng Tabin sebagai bahan kontak sosial yang telah menjadi tradisi seperti di wilayah Papua pada umumnya.
Kulit Kayu Osyah: Osyah digunakan untuk menyembuhkan luka. Cara pemakaian, dimana Osyah ditumbuk hingga hancur dan dibubuhkan ke luka.
Daun Isap Darah Mati (Saraak): Saraak digunakan untuk mengeluarkan darah mati pada tubuh yang terbentur berat akibat jatuh; Digunakan untuk mengkeluarkan darah mati (darah kotor) pada perempuan melahirkan yang mengalami pendaraan sebelum atau selelah melahirkan. Cara menggunakan, dimana Saraak ditempel pada tubuh yang sakit lalu ditaburi kapur dan dilakukan porses isap darah mati oleh orang khusus.
Mandi Uap (Teara weya sasal): Teara weya sasal digunakan untuk penyembuhan sakit malaria, demam tinggi dan untuk air mandi bagi perempuan yang baru selesai melahirkan. Teara Weya sasal terdiri dari jenis dedaunan khusus seperti daun giawas, daun jeruk (wesyor), daun siri (Wangir alah), daun to bwer, daun Sas ban nara, dan daun ai rikin.
Minyak kelapa (Yera): Yera digunakan untuk menyuburkan rambut dan kecantikan rambut (khususnya perempuan), terutama untuk menghaluskan rambut yang lebat dan panjang agar terlihat hitam dan berkilau.
-
|
Papan dan Bahan Infrastruktur |
Pohon kayu besi (Dewal): Dewal digunakan untuk dasar tiang ruma pada saat awal membangun rumah (Gol).
Selain Dewal untuk tiang rumah, masyarakat adat kampung Beneik juga sering menggunakan beberapa jenis kayu keras dihutan untuk pengganti Dewal, yakni Kayu Guuk, Thihin, Bwaak, Kaseh, Sebwer, Dewal, Gwesol Gwesyol dan Kayu Diss.
Pohon kayu Byane, Nolen, Maul mul, Srak Ngalam, Malen, Lwes, Halsing dan Pohon kayu Situbu: Digunakan untuk tiang kerangka rumah, baik itu untuk tiang pembagi badan rumah maupun tiang bubungan atap rumah.
Tali Rotan (Gottokot): Gottokot digunakan untuk mengikat tiang kerangka rumah dengan dasar tiang rumah, maupun juga untuk mengikat daun atap rumah dengan tiang kerangka bubungan atap rumah.
Selain Gottokot, masyarakat adat kampung Beneik juga sering menggunakan jenis tali khusus tertentu sebagai pengganti Gottokot untuk tali pengikat tiang kerangka rumah dan sebagainya. Tali khusus tersebut dengan bahasa daerah, disebut ‘Bailim’.
Daun Sagu (Len alla): Len alla digunakan untuk membuat ‘atap rumah (Klaun)’.
Selain Len alla, jenis daun hutan khusus lainnya dengan sebutan bahasa daerah, yakni ‘Busul alla’, Jaba alla’, dan ‘Sihin alla’ digunakan juga untuk membuat atap rumah. Ketiga jenis daun ini sering digunakan oleh masyarakat adat kampung Beneik sebagai bahan atap rumah ketika hendak berburuh atau berkebun, namun jauh dari Len (Pohon Sagu.
Pelepa Sagu atau biasa disebut Gabah Gering (Kuh): Kuh digunakan sebagai dinding rumah.
Pohon Nibon (Yuh):Yuh digunakan untuk lantai rumah (Anal).
|
Sumber Sandang |
Noken Adat (Bae): Bae terbuat dari pelepa pohon nibon dan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mengangkut barang, mengisi makanan dan menimba air.
Ada tiga (3) macam jenis Bae yang dibuat sesuai fungsinya. Pertama, Bae dengan jenis ukuran besar disebut Yuu (Digunakan untuk mengisi kayu bakar dari hutan, mengisi hasil kebun, mengisi daging buruan dan mengisi isi sagu (Dobe ase) yang dialas dengan kulit kayu khusus (Nggik); Kedua, Bae dengan jenis ukuran sedang disebut Korho (Digunakan untuk mengisi makanan yang siap saji, dan khususnya digunakan untuk memasak papeda (Bort); Ketiga, Bae dengan ukuran kecil disebut Brome (Digunakan untuk tiba-timba, baik itu untuk menimba air pada saat kebutuhan meramas sagu didusun, menimba air di kali/sumur dan juga untuk mengisi air garam (Hi) yang siap diisi ke bambu (Bulu). Proses pembuatan Bae akan menggunakan tulang kasuari (Dugran) yang sudah ditajamkan sebagai jarum jahit dan benangnya akan menggunakan tali rotan (Subun) yang sudah dihaluskan sesuai ukuran siap pakai.
Kulit Kayu Genemo (Gwas): Gwas digunakan untuk membuat noken gendongan (Boyam) yang mengisi pinang (Waleng), rokok daun (Sabwan allah), dan barang-barang penting lainnya. Selain itu, Gwassop juga digunakan untuk membuat noken gendongan anak (Gwassop).
Deyorl: Kulit kayu khusus yang digunakan untuk membuat pakaian adat (Niksop: Rok Perempuan, Beha Perempuan, baju Perempuan dan celana laki-laki).
Bulu Kasuari (Grang): Digunakan sebagai makota laki-laki dewasa yang dihias di bahu dengan cara menyisipnya pada gelang rotan yang dipakai terlebih dahulu pada bahu tersebut. Grang ini sering digunakan pada saat upacara adat atau pada saat perang.
Nig: Kulit kayu khusus yang digunakan untuk membuat topi adat (Mirisigi) setelah dihias dengan manik-manis (Mulgwan – mulgwan).
Burung Cendrawash/Makota Bulu Cendrawasih (Ingger/Ingger alla tautih): Merupakan makhota tertinggi yang dikenankan oleh seorang Ee Bina dan Kama Bina pada saat upacara adat.
|
Sumber Rempah-rempah & Bumbu |
Gambli alah: Daun dari jenis tumbuhan kayu damar yang digunakan sebagai rempa-tempa pengharum makanan agar, khususnya untuk masak ikan dan daging.
Gwautumble alah: Daun sejenis tumbuhan lengkuas yang digunakan untuk bumbuh masakan yang berkuah.
Binam alah: Daun jenis Panily yang digunakan sebagai bumbuh pengawet dan pengharum makanan.
Kunyit (Jongga): Bumbuh masak yang digunakan sebagai pewarna pada masakan.
Serei (Hisasbwan): Bumbu masak yang digunakan untuk memasak ikan dan daging.
Hinue (Air Garam) Sumber Yodium
|
Sumber Pendapatan Ekonomi |
Wirausaha: membuka kios, jualan pinang dan jualan hasil kebun ke pasar. Hasil kebun yang dijual ada waling (pinang), Sayur Lilin (Jetom), Dobe (sagu), Kwiwe (mangga), dan Gwuha (pisang).
Bekerja sebagai PNS, TNI, Polri dan karyawan Sawit (Buruh).
|